SURABAYA (Lentera)- Seorang bayi lahir di tengah duka dan lumpur sisa banjir yang masih menyelimuti Kabupaten Aceh Tamiang.
Dalam kondisi serba terbatas, seorang ibu muda harus menghadapi momen paling menentukan dalam hidupnya, melahirkan di Posko Satgas Bencana Tim Universitas Airlangga (Unair). Di lokasi darurat itulah, kehangatan kemanusiaan mengalahkan segala keterbatasan.
Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (15/12/2025) di Posko Klinik Abah, yang selama masa tanggap darurat menjadi pusat layanan kesehatan bagi warga terdampak banjir.
Posko gabungan yang melibatkan Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), RSUD dr. Soetomo Surabaya, serta bekerja sama dengan PERDATIN, PABOI, IPOTI, IDI Cabang Surabaya, dan Mer-C itu menjadi saksi lahirnya bayi dari Ny. R (19), warga Desa Bukit Rata, Kecamatan Aceh Tamiang.
Sejak pukul 07.00 pagi, Ny. R merasakan kontraksi yang semakin kuat disertai pecahnya ketuban. Sebelum banjir melanda wilayahnya, ia rutin memeriksakan kehamilan di Klinik Abah. Karena itu, ketika tanda-tanda persalinan muncul, ia kembali ke tempat yang kini beralih fungsi menjadi posko kesehatan Tim Unair.
Pemeriksaan awal oleh bidan menunjukkan kondisi tanda vital ibu dan detak jantung janin masih dalam batas normal. Namun, pemeriksaan lanjutan mendapati pembukaan serviks telah mencapai lima sentimeter dengan kontraksi yang semakin teratur. Tim medis segera melakukan observasi ketat, sembari memberikan edukasi serta penguatan mental kepada pasien dan keluarganya.
Di balik kesiapan tim, keterbatasan fasilitas menjadi tantangan tersendiri. Lettu Laut (K) dr. Andre Prasetyo Mahesa, Residen Ilmu Penyakit Dalam FK Unair sekaligus penanggung jawab posko, mengungkapkan bahwa kondisi di lapangan jauh dari ideal.
“Salah satu kendala utama adalah listrik yang belum stabil sehingga observasi menjadi terbatas. Selain itu, kami juga tidak memiliki alat bantu napas bayi dan infant warmer, yang tentu menjadi kekhawatiran tersendiri,” ujar dr. Andre dala keterangan resminya, Rabu (17/12/2025).
Untuk memastikan proses persalinan berjalan aman, tim menggunakan genset sebagai sumber penerangan. Pada pukul 11.00, pembukaan serviks dinyatakan lengkap dan kepala bayi mulai terlihat di jalan lahir.
Tim medis yang terdiri dari dr. Aniq, dr. Manilla, bidan April, dan bidan Disya dari RS UNAIR pun bersiap melakukan pertolongan persalinan dengan penuh kehati-hatian.
Tepat pukul 11.52 WIB, tangisan bayi terdengar memecah keheningan posko. Bayi lahir dalam kondisi baik dan langsung menangis spontan. dr. Mery, SpA dari IDI Cabang Surabaya memastikan kondisi bayi aktif dengan warna kulit kemerahan sebagai tanda vitalitas yang baik.
Meski terdapat robekan ringan pada jalan lahir ibu yang memerlukan penjahitan, kondisi ibu dan bayi secara keseluruhan dinyatakan stabil dan sehat. Persalinan tersebut menjadi persalinan kedua yang berhasil ditangani di Posko Kesehatan Tim Unair selama masa tanggap bencana di Aceh Tamiang.
Kehadiran Posko Satgas Bencana Tim Unair di Aceh Tamiang tidak hanya menjadi bentuk respons darurat atas bencana, tetapi juga wujud nyata komitmen Unair dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH




