19 December 2025

Get In Touch

Kamboja Tuding Thailand Lakukan Serangan dengan Jet Tempur F-16

Jet tempur F-16
Jet tempur F-16

SURABAYA (Lentera) - Kamboja menuduh Thailand melakukan serangan udara dengan pesawat F-16 di Provinsi Preah Vihear. Tuduhan yang dilontarkan pada Kamis (18/12/2025) itu menyebut jika jet-jet tempur itu membombardir wilayah Phnom Kmoch dan Peak Sbeak.

lokal Fresh News yang mengutip Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut serangan tersebut dilontarkan pada pagi hari. "Pasukan Kamboja akan terus melindungi keutuhan wilayah dan martabat nasional Kamboja dengan tekad yang tak tergoyahkan," kata kementerian itu.

Pada malam sebelumnya, media Kamboja melaporkan situasi di perbatasan dalam keadaan tenang.

Di lain pihak, Angkatan Darat Thailand pada Kamis (18/12/2025) mengatakan telah menghancurkan lebih dari enam bangunan yang digunakan jaringan penipuan lintas negara, termasuk kasino dan hotel, sejak konflik kembali pecah pada 7 Desember, menurut portal berita The Nation.

Pada hari yang sama, utusan khusus China untuk urusan Asia akan melakukan kunjungan diplomasi ke Kamboja dan Thailand untuk menjembatani kedua pihak "guna membangun kembali perdamaian secepat mungkin".

Sejak konflik dimulai 12 hari lalu, sedikitnya 55 orang tewas di kedua pihak. Menurut otoritas Thailand, 21 tentara dan 16 warga sipil di pihaknya tewas, sementara Kamboja mengatakan 18 warganya tewas dan 78 lainnya terluka.

Bentrokan terus berlanjut meski Presiden AS Donald Trump pada Jumat (12/12/2025) mengatakan para pemimpin Thailand dan Kamboja telah sepakat menghentikan pertempuran yang kembali pecah.

Pada Oktober, pemimpin kedua negara itu menandatangani perjanjian damai di Kuala Lumpur di hadapan Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, tetapi perjanjian itu ditangguhkan setelah tentara Thailand terluka parah akibat ledakan ranjau darat.

Thailand mengatakan sekitar 18 tentara Kamboja masih berada dalam tahanan Thailand terkait berbagai insiden dalam lima bulan terakhir.

Kedua negara bertetangga itu terlibat dalam sengketa perbatasan berkepanjangan yang berulang kali memicu kekerasan, termasuk bentrokan pada Juli yang menewaskan sedikitnya 48 orang. (*)

 

 

Editor : Lutfiyu Handi/ant

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.