JAYAPURA (Lentera) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperketat pemantauan dan pengawasan 69 gunung api aktif di Indonesia, seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat di sekitar gunung api berstatus waspada dan siaga, serta puncak musim hujan sampai Januari 2026.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Priatin Hadi Wijaya menyebut dari sekitar 500 gunung api di Indonesia, sebanyak 127 di antaranya berstatus sebagai gunung api aktif.
"Sejumlah gunung api bahkan masuk kategori paling aktif, karena kerap mengalami erupsi atau peningkatan aktivitas vulkanik sehingga memerlukan pemantauan ketat sepanjang 2025," kata Hadi dalam siaran pers merilis Antara di Jayapura, Sabtu (20/12/2025).
Menurut Hadi, pihaknya juga mencatat hingga pertengahan Desember 2025 terdapat tiga gunung api berstatus level III atau siaga yakni Gunung Merapi di daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gunung Semeru di Jawa Timur, serta Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur kemudian sebanyak 24 gunung api berada pada status Level II atau waspada.
Dia menjelaskan, jumlah penduduk yang tinggal di sekitar gunung api berstatus waspada dan siaga diperkirakan mencapai 15 juta jiwa.
"Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi menjadi hal penting untuk meminimalkan risiko bencana," ujarnya.
Badan Geologi saat ini mengoperasikan 74 pos pengamatan gunung api, dan memantau secara real time 69 gunung api aktif di seluruh Indonesia.
"Pemantauan diperketat menjelang akhir tahun seiring meningkatnya mobilitas masyarakat dan bertepatan dengan puncak musim hujan," terangnya.
Dia menambahkan, sejumlah gunung api tercatat memiliki tingkat aktivitas tinggi dan sejarah erupsi panjang di antaranya Gunung Merapi, Semeru, Anak Krakatau, Kelud dan Sinabung.
"Gunung-gunung tersebut dikenal sering mengalami erupsi dengan karakteristik berbeda, mulai dari lontaran abu, awan panas guguran, hingga aliran lahar," paparnya.
Dia mengatakan, Gunung Semeru misalnya, beberapa kali mengalami erupsi pada Desember 2025 ini, hingga kini status Gunung Semeru masih berada pada Level III atau Siaga.
Selain erupsi, Badan Geologi juga mengingatkan potensi bahaya lanjutan seperti hujan abu dan aliran lahar, terutama saat intensitas hujan meningkat.
Puncak musim hujan diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari 2026, dan berpotensi memperbesar dampak aktivitas gunung api di wilayah rawan.
Sebagai negara yang berada di jalur Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki tingkat kerawanan bencana geologi yang tinggi. Pemerintah mengimbau, masyarakat di sekitar gunung api aktif, untuk terus memantau informasi resmi dan mematuhi rekomendasi otoritas guna menghindari risiko bencana.
Editor: Arief Sukaputra
