
Banyuwangi- Masyarakat nelayan pesisir laut Muncar menggelar acara tahunan berupa Petik Laut yang digelar di Pelabuhan Muncar. Acara ini dibuka oleh Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan cegah Covid-19, Kamis (3/9).
Hal itu berbeda dengan kondisi acara petik laut yang digelar di pantai Puger Kecamatan Puger, Jember yang kurang memperhatikan protokol kesehatan. Hal itu tampak dari berjubelnya warga serta masih banyak yang tidak bermasker.
Wabup Jember Yusuf mengatakan, tema petik laut yang diangkat pada tahun ini sangat luar biasa karena mengingatkan kepada semua orang betapa pentingnya menjaga laut untuk anak cucu.
"Melestarikan laut sampai anak cucu kita ini menurut saya luar biasa, kalau bukan sekarang, kapan lagi kita mulai," ungkap Yusuf. Dia juga mengingatkan warga akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di kehidupan sehari-hari. Pembiasaan new normal harus dilakukan salam kehidupan sehari-hari.
"Sekali lagi kami ingatkan agar selalu memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak,” harap Yusuf.
Sementara itu ketua panitia petik laut Muncar, Banyuwangi, Sihat Af Tarjo mengatakan tradisi ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dilimpahkan dalam bentuk hasil tangkapan ikan masyarakat nelayan Muncar.
"Ini juga sekaligus memohon berkah dan keselamatan," kata Sihat.
Mengingat pademi covid-19, tahun ini ritual petik laut yang dimulai sejak tahun 1901 itu digelar sesederhana mungkin untuk menghindari kerumunan massa yang lebih banyak. Tradisi ini dilakukan dengan melarung hasil bumi di atas gitik atau replika perahu kecil berukuran lima meter ke tengah samudra.
Pisang raja ini mempunyai filosofi nelayan seakan-akan menjadi raja lautan ketika melaut. Sedangkan kinangan sirih berfilosofi lambang masyarakat yang selalu ingat petuah dan menghormati leluhurnya. (mok)