
Mantanpengusaha China yang telah melarikan diri dari negaranya mengatakan bahwa ibudari Li-Meng Yan, ahli virus yang mengklaim bahwa virus corona baru dibuat dilaboratorium, telah ditangkap oleh pihak berwenang.
Dilansirdari Express UK, Selasa (6/10/2020) klaim ini dibuat oleh MilesGuo, pengusaha China yang melarikan diri dari China setelah dituduh melakukansuap dan kejahatan lainnya. Dia mengatakan telah berbicara dengan mantanwalikota New York City Rudy Giuliani tentang penangkapan ibu dari Li-Meng Yan.
Li-MengYan, ilmuwan yang secara terang-terangan mengklaim bahwa virus corona baru penyebabpandemi Covid-19 merupakan hasil dari laboratorium, sebelumnya muncul ditelevisi nasional dengan menyatakan bahwa dia memiliki bukti yang mendukungklaim itu.
“Sayadapat menyajikan bukti ilmiah yang kuat kepada audiens bahwa virus ini, virusSARS-CoV-2 sebenarnya bukan berasal dari alam,” katanya dalam sebuah acara diFox News pada September lalu.
Klaimnyapertama kali dilaporkan secara luas pada bulan Juli selama wawancara, di manadia mengatakan bahwa pemerintah China telah mengabaikan penelitiannya tentangvirus tersebut. Yan mengatakan bahwa dia adalah satu ilmuwan pertama yangterlibat dalam penelitian virus.
Diameninggalkan negara China dan bersembunyi di Amerika Serikat di tengahkritiknya terhadap penanganan virus corona baru oleh pemerintah China selamamasa awal pandemi. Namun, banyak pihak yang membantah klaim dari Yan.
HongKong University, tempatnya bersekolah, mengatakan dalam siaran persnya bahwakendati kampus menghormati kebebasan berekspresi, pendapat dan pandangan Yantidak mewakili pandangan dari universitas.
“HKUmencatat bahwa isi pemberitaan itu tidak sesuai dengan fakta kunci yang kamitahu. Secara Khusus, Yan tidak pernah melakukan penelitian apapun tentangpenularan dari manusia ke manusia virus corona baru di HKU selama Desember 2019dan Januari 2020,” kata pernyataan tersebut.
Akantetapi, universitas itu juga mengkonfirmasi bahwa Yan telah menjadi rekanpasca-doktoral di institusi tersebut. Laporan Yan diterbitkan di Zenodo, sebuahplatform komunitas ilmiah yang juga ditulis oleh peneliti lain dengan afiliasidari Rule of Law Society.
Kendatibegitu, situs pengecekan fakta juga menyebut klaim yang dibuat dalam laporantersebut sebagai informasi keliru. Andrew Preston, ahli biologi di Universityof Bath mengatakan interpretasi laporan itu tidak didukung oleh data danmengingatkan tentang teori konspirasi (Ist).