
BANGKALAN (Lenteratoday) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengajak semua saling mendukung dalam melakukan rehabilitasi, rebitalisasi, dan revegetasi alam. Khususnya dalam melestarikan kawasan hutan mangrove dan mencapai target restorasi mangrove hingga 34.000 hektare.
“Kebersamaan teman teman untuk saling mendukung. Bagaimana kita bisa melakukan rehabilitasi, revitalisasi, revegetasi dari seluruh daya dukung alam dan daya dukung lingkungan kita. Dan terutama sekarang kita lagi bersama-sama nandur mangrove. ini adalah program yang secara masif kita akan lakukan di berbagai titik yang sudah terkonfirmasi siap tanam, maka kita akan menanam mangrove,” kat Gubernur Khofifah pada acara nandur mangrove di pantai desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Kamis (4/10/2021).
Dia menandaskan bahwa banyak hal yang bisa didapatkan ketika ekosistem mangrove ini bisa kuat kembali. “Saya juga ingin bersamaan dengan ini bersih-bersih pantai. Bersih bersih pantai ini juga bagian dari program Diskanla di Pemprov Jawa Timur. Kali ini program Dinas Kehutanan Pemprov Jawa Timur,” katanya.
Dia juga menandaskan bahwa Pemprov Jatim mendapatkan target 34.000 hektare restorasi mangrove di seluruh wilayah pesisir Jatim. Percepatan pencapaian target tersebut dilakukan sebagai langkah mitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.
“Dampak pemanasan global dan perubahan iklim tidak sepele, karena tidak hanya merusak tatanan kehidupan sosial aemasyarakat namun juga berdampak pada perekonomian masyarakat di seluruh dunia,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa disela-sela kegiatan “Nanem Tenjang” di Kawasan Ekowisata Mangrove Sepulu di Kabupaten Bangkalan.
Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron, Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah, Wakil Bupati Sampang H. Abdullah Hidayat, Kadis Kehutanan Jumadi, Kadis Lingkungan Hidup Ardo Sahak, Kadis Kanla Dyah Ermawati dan beberap OPD Pemkab Bangkalan serta relawan Mangrove lainnya.
Khofifah menyebut, perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, termasuk ekosistem wilayah pesisir.
Khofifah menerangkan, lokasi penanaman merupakan kawasan ekowisata yang menjadi area wisata edukasi dan konservasi ekosistem mangrove. Restorasi ini, kata dia, juga menjadi salah satu cara untuk merevitalisasi kembali kawasan mangrove Jatim sebagai salah satu destinasi unggulan ekowisata dan eduwisata Jatim.
Khofifah memaparkan, pada tahun 2020 lalu, telah dilakukan penanaman mangrove baru di Pulau Madura sebanyak 1.237.500 batang dengan luas area penanaman seluas 375 hektar. Tahun 2021 ini, kata dia, kembali dilaksanakan penanaman mangrive seluas 104,49 hektare dengan bibit sebanyak 254.479 batang. Sehingga, luas kawasan yang telah ditanami mangrove di Pulau Madura pada tahun 2020 dan 2021 yakni seluas 479,94 hektare.
Sebelumnya, gerakan Nandur Mangrove telah dilaksanakan di Kabupaten Tuban, Gresik dan Banyuwangi. Ditargetkan, sebanyak 1.000 bibit pohon mangrove atau bakau jenis Rhizopora sp dan Avicennia sp, akan ditanam sebagai simbolis dari total 254.749 bibit yang akan disebar di wilayah seluas 104,49 hektare di seluruh Kab. Bangkalan.
“Program Nandur Mangrove ini akan secara masif dilakukan kedepannya. Terutama, bagi wilayah-wilayah yang telah terkonfirmasi siap tanam. Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyadari bahwa kerelawanan, kerjasama dan kolaborasi sangat dibutuhkan dalam proses revegetasi dan rehabilitasi mangrove,” ujarnya.
Selain melakukan penanaman Tenjang atau Mangrove, dalam acara tersebut, juga diserahkan bantuan alat-alat pertanian kepada tiga Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan Dinas Kehutanan Prov. Jatim, yaitu KTH Sumber Jaya Sumenep, KTH Citra Lestari Pamekasan, KTH Sejahterah Desa Bangkalan.
Ketiganya menerima masing-masing alat-alat produktif pertanian seperti motor roda tiga, gergaji listrik, gergaji mesin hingga timbangan. Hal ini bertujuan sebagai penunjang pengembangan masing-masing kelompok kedepannya.
Sementara itu, penanaman Mangrove di kawasan Pulau Madura telah masif dilakukan sejak tahun lalu. Tercatat pada tahun 2020 telah dilakukan penanaman mangrove di Madura sebanyak 1.237.500 batang dengan total luas area penanaman seluas 375 hektare. Sehingga diharapkan hingga akhir tahun 2021 ini, total 479,49 hektare lahan di Madura akan ditanami mangrove. (*)
Reporter : Lutfiyu Handi/adv
Editor : Lutfiyu Hanjadi