19 April 2025

Get In Touch

Kota Kediri Merespon Digitalisasi Aksara Kawi, Bentuk Perhatian Warisan Budaya

Persiapan seminar Kongres Aksara Kawi I 2022 di Hotel Insumo Palace, Kediri pada 13-14 November 2021.(Foto:Istimewa)
Persiapan seminar Kongres Aksara Kawi I 2022 di Hotel Insumo Palace, Kediri pada 13-14 November 2021.(Foto:Istimewa)

KEDIRI (Lenteratoday)-Kota Kediri menggelar seminar persiapan Kongres Aksara Kawi I 2022 pada 13-14 November 2021 sebagai respon akan dirilisnya Aksara Kawi dalam format digital oleh Unicode. Unicode adalah sebuah konsorsium internasional yang mengatur standar teknis yang dirancang untuk mengizinkan teks dan simbol dari semua sistem tulisan di dunia untuk ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh komputer.

Acara yang menghadirkan para ahli di bidang pembacaan aksara kuno, sejarah, budayawan, desain dan pemrograman komputer tersebut digelar di Hotel Insumo Palace. “Kota Kediri mendukung digitalisasi Aksara Kawi karena kami merasa penting untuk ikut merawat tinggalan budaya, seni dan ilmu pengetahuan, karena ini menjadi modal dasar untuk city branding", kata Walikota Kediri dalam sambutannya melalui siaran pers, Sabtu (13/11/2021).

"Kalau kita lihat Bali dan Yogyakarta misalnya, mereka bisa mendatangkan jutaan wisawatan setiap tahun tidak hanya dari faktor keindahan alam, tapi juga karena nilai budaya yang melekat dan terus dirawat", tambah Wali Kota.

Walikota menjelaskan pentingnya unsur budaya dan pengetahuan sebagai nilai tambah, sehingga menjadi bahan baku cerita atau story telling produk atau jualan setiap daerah atau kota. Selanjutnya, walikota menganalogikan sebuah produk tanpa cerita itu ibarat kaos polos, hanya mengandalkan warna dan kenyamanan. Jika bahan dan warna yang sama lalu ditambahkan unsur desain pasti harganya bertambah.

“Produk kriya sebuah daerah jika hanya mengandalkan keterampilan jadinya hanya kerajinan, tapi jika ada unsur pengetahuan, seni dan budaya yang ditanamkan di produk tersebut, menjadi barang seni yang bernilai tinggi, sehingga nilai jualnya lebih mahal", jelas Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menjelaskan.

Heru Nugroho, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Kerjasama,  dan Marketing Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) menyatakan, sangat penting Kota Kediri menjadi tempat Kongres Aksara Kawi karena Kawi adalah induk dari aksara-aksara di Nusantara.

"Sah juga kalau mau nyebut Kediri adalah Ibukota Aksara Nusantara, karena mayoritas aksara asli Nusantara (hampir semua yg sejak lahir di bumi Nusantara) dan yang sudah terdigitasikan saat ini (Jawa, Sunda, Bali, Bugis atau Aksara Lontaraq, Jangang-jangang atau Aksara Makassar, Rejang, Batak, dll) termasuk Aksara Lampung, Incung yang masih belum sempat terdigitisasikan, induknya adalah Aksara Kawi", tegas Heru Nugroho yang mendukung pendaftaran Aksara Kawi ke Unicode.

Heru Nugroho sendiri, sebelum aktif mendukung pendaftaran aksara-aksara Nusantara ke Unicode, juga Ketua Tim Kemenpora RI saat mendaftarkan Pencak Silat ke badan kebudayaan dunia Unesco. Hingga akhirnya pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ditetapkan melalui sidang ke 14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage diselenggarakan Unesco di Bogota, Kolombia pada 9-14 Desember 2019.

FGD Road to Kongres Aksara Kawi - Kota Kediri 2022 dihadiri narasumber Setya Amrih Prasaja filolog dari Dinas Kebudayaan Provinsi Yogyakarta sekaligus Ketua Tim Kongres Aksara Jawa I 2020, Ilham Nurwansyah konsultan aksara Nusantara dari Pandi, Risang Yuwono - Ketua Tobing Institute Yogyakarta, Arief Budiarta - komunitas pegiat aksara Seja Jabung Yogyakarta, Diaz Nawaksara - Ketua Yayasan Pawiyatan Nawaksara, dan Henri Nurcahyo - Komunitas Brangwetan.(*)

Reporter: Gatot Sunarko

Editor: Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.