22 April 2025

Get In Touch

Tengah Malam Kunjungi Korban Pembacokan di Wates, Mas Dhito Serahkan Santunan dan Jamin Perawatan RS

Tak kenal lelah, meski malam buta Mas Dhito masih beraktivitas dengan berkunjung ke korban pembacokan di Wates, Senin (7/3/2022) sekitar pukul 23.00 WIB.
Tak kenal lelah, meski malam buta Mas Dhito masih beraktivitas dengan berkunjung ke korban pembacokan di Wates, Senin (7/3/2022) sekitar pukul 23.00 WIB.

KEDIRI (Lenteratoday)-Selain tegas dan trengginas, sisi humanis kembali ditunjukkan Bupati Hanindhito Himawan Pramana. Kali ditunjukkan dengan mengunjungi korban pembacokan sadis di Dusun Bangun Mulyo, Desa Pojok, Kecamatan Wates pada Senin (7/3/2022). Tak peduli di malam buta, orang nomor satu di Pemkab Kediri itu mendatangi lokasi dan menemui keluarga korban.

Sesampainya di lokasi, sekitar pukul 23.00 WIB didampingi perangkat desa dan pihak kepolisian, bupati yang akrab Mas Dhito diantarkan langsung ke rumah para korban. Mas Dhito menemui satu persatu keluarga korban, menyampaikan rasa bela sungkawa dan memberikan santunan.

Kebetulan saat itu dari tujuh korban yang semula menjalani perawatan di rumah sakit swasta, sebagian memilih pulang. Mereka takut, semakin lama dirawat biaya yang ditanggung akan semakin besar. Salah satunya Kristiono, yang mendapatkan 32 jahitan di bagian tubuh akibat sabetan sabit.

Prihatin, mendengar kabar para korban yang memilih pulang karena takut biaya pengobatan,  Mas Dhito langsung menelepon Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simpang Lima Gumul Tony Widyanto. Mas Dhito meminta supaya para korban bisa dirawat di rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Kediri tersebut. "Dok, ini kejadian di Wates korban yang luka berat atau ringan sudah pulang (dari rumah sakit) karena takut biaya. Kita cover ya," katanya dalam telepon.

Usai menelepon, Mas Dhito pun mendatangi rumah Kristiono. Ditemui Kristiono dan istrinya, selain memberikan santunan, Mas Dhito menyampaikan niat kedatangannya itu dan membujuk supaya mau dirawat kembali di rumah sakit.

Kristiono pun terlihat menuruti anjuran Mas Dhito. Setelah berpamitan, Mas Dhito berpesan kepada Kepala Desa Pojok supaya para korban yang mengalami luka-luka dan malam itu memilih pulang supaya mau dirawat.

Kepala Desa Pojok Darwanto menyampaikan, dalam kejadian itu, ada sepuluh orang yang menjadi korban, tiga diantaranya meninggal. Dari tujuh orang yang mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, empat orang memilih pulang. "Tiga orang yang masih dirawat di rumah sakit orangtua pelaku bapak, ibu, sama adik. adiknya yang saat ini kritis," ungkapnya.

Disampaikan, dari informasi yang dia terima, pagi harinya pelaku sempat cek cok dengan ibunya. Kemudian, kejadian pembacokan terjadi siang hari. Pelaku mengamuk dengan posisi membawa sabit. "Jadi siapapun yang ada itu dibabat, yang melerai pun ikut dibabat," terangnya.

Sementara itu, Nurkholis, Ketua RT 41 yang tinggal tidak jauh dari rumah pelaku, menyampaikan kejadian terjadi Senin (7/3/2022) sekitar pukul 12.30 WIB. Dia waktu itu juga sempat dikejar-kejar pelaku dengan membawa sabit. “Kejadiannya cepat, paling tidak sampai lima belas menit. Kesehariannya orangnya tertutup," bebernya.

Sebagaimana diketahui, usai kejadian pembacokan itu, pelaku berisial R,35 diamankan polisi. Sementara, tujuh korban luka dilarikan ke RS Surya Melati, sedang tiga korban meninggal dibawa ke RS Bhayangkara Kediri. Tiga korban meninggal yakni Trinah, Siti Mujayanah dan Aziz malam harinya langsung dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Pojok.(adv)

Reporter: Gatot Sunarko| Editor: Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.