23 April 2025

Get In Touch

DP3AP2KB Tetapkan Strategi Turunkan Kasus Stunting

Suasana Rakor dan Sinkronisasi Petugas Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) se-Kota Kediri dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting, Jumat (1/4/2022) di Warung Daun Salam.
Suasana Rakor dan Sinkronisasi Petugas Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) se-Kota Kediri dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting, Jumat (1/4/2022) di Warung Daun Salam.

KEDIRI (Lenteratoday) - Pemkot Kediri melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Petugas Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) se-Kota Kediri dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting, Jumat (1/4/22). Kegiatan ini sebagai bukti keseriusan penanganan stunting.

Bertempat di Rumah Makan Daun salam, agenda pembahasan strategi-strategi pendampingan stunting tersebut diikuti seluruh koordinator PKB se-Kota Kediri yang membawahi wilayah tiga kecamatan dan 46 kelurahan.

“PKB tersebut membawahi kader-kader Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) di kelurahan fungsinya mendampingi kasus stunting di kelurahan,” jelas Sumedi, Kepala DP3AP2KB.

Dikutip dari laman Kementerian Keseharan RI, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting, oleh karena itu DP3AP2KB Kota Kediri gencar lakukan pencegahan.

Sumedi menjelaskan kegiatan ini bertujuan memberikan pembekalan terhadap tim-tim pendamping tugas di lapangan agar kasus stunting di Kota Kediri dapat terdokumentasi dengan baik.

“Kalau ada tim pendamping di lapangan maka kita punya data problematika-problematika terkait stunting. Kalau sudah dicatat dan diklasifikasikan sesuai penyebabnya maka kita bisa lakukan penanganan yang sesuai,” terang Sumedi.

Ditambahkan, saat ini grafik stunting Kota Kediri berada di bawah pusat, yakni 13,6 persen di tahun 2021. Hal itu tak membuat Pemkot Kediri terlena akan kasus stunting di Kota Kediri, pihaknya akan tetap melakukan berbagai upaya penurunan kasus.

“Kita harus ada gerakan agar angka stunting di Kota Kediri menurun. Angka stunting di Kota Kediri tergolong rendah, akan tetapi masih ditemukan kasus stunting di Kota Kediri,” kilah Sumedi.

Langkah penurunan stunting tersebut, menurut Sumedi perlu dilakukan guna mewujudkan anak-anak Indonesia agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

Sumedi menerangkan usai dilaksanakannya rapat koordinasi ini, akan dilakukan tindak lanjut berupa pendampingan penderita stunting oleh tiga kader yang berasal dari: PKB, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), serta Dinas Kesehatan.

Kegiatan pendampingan dilakukan dengan cara: pengukuran perkembangan tubuh, riwayat KB, selanjutnya pelaporan ke tingkat kecamatan. “Kalau sudah sampai kecamatan akan dilakukan verifikasi oleh kota. Selanjutnya kami lakukan penanganan sesuai masalah perkembangan yang dialami anak,” ungkapnya.

Melalui pelaksanaannya program penurunan angka stunting ini, pihaknya berharap agar upaya penurunan angka stunting dapat memenuhi target yakni sebesar 70 persen dari kasus yang ada. “Semoga Kota Kediri bebas stunting, sehingga dapat mewujudkan generasi-generasi yang unggul dan berkualitas,” pungkasnya. (*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.