
Surabaya - Sebagai upaya menekan penyebaran Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) masif melakukan tracing (melacak) warga yang pernah kontak langsung dengan pasien Covid-19. Langkah ini dilakukan untuk menekan laju penyebaran Covid-19 agar tidak semakin meluas.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, DinkesSurabaya, dr. Mira Novia mengatakan, bahwa tracing dilakukan dengan caramelacak lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi pasien Covid-19, sebelum 14 haridia dinyatakan positif. Selain itu, semua orang yang pernah kontak langsungdengan pasien Covid-19 juga dilakukan tracing dan pengecekan.
“Dicek dia (pasien Covid-19) sebelum sakit 14 hari itu kemana saja. Nanti misal dia (hanya) pergi ke kantor. Nah, di kantor itu(pegawai) akan dilakukan tracing,” kata dr. Mira di Balai Kota Surabaya, Selasa(31/03/2020).
Ia menjelaskan, apabila dalam satu kantor pasien tersebutada lagi pegawai yang positif Covid-19, maka seluruh pegawai yang berada dikantor itu juga dilakukan tracing dan pemantauan selama 14 hari. Langkah inidiambil untuk mengetahui apakah masih ada lagi masyarakat yang positifCovid-19. “Kalau seandainya tidak ditemukan lagi yang di-tracing, maka baruberhenti,” katanya.
Menurut dr. Mira, meski pegawai yang berada dalam satukantor pasien Covid-19 itu tidak mengalami gejala sakit, namun pihaknya tetapmenyarankan agar mereka (ODP) melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Selama14 hari melakukan isolasi mandiri, tenaga kesehatan Puskesmas terus melakukanpemantauan kondisi kesehatan mereka.
“Misal di kantor ada satu yang positif, maka semua (pegawai)kantor ini diawasi, jangan sampai satu diantara orang kantor ada yang sakit.Dicek terus diisolasi, walaupun dia tidak sakit, dia harus isolasi selama 14hari,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa dalam tracing tersebut, tenagakesehatan akan bekerjasama dengan orangdalam pemantauan (ODP) itu. Mereka yang berstatus ODP diberikan pemahamanawareness, baik terhadap kondisi kesehatannya sendiri maupun orang lain.
“Kita mengajarkan masyarakat aware, dia memantaukesehatannya sendiri demi dirinya dan orang lain, dia cek suhu tubuhnyasendiri, dan dilaporkan puskesmas,” terangnya.
Sedangkan tenaga kesehatan di Puskesmas akan membuat grafikperkembangan suhu tubuh ODP tersebut. Hal ini dilakukan untuk memantau kondisikesehatan ODP dalam 14 hari ke depan.
“Secara periodik Puskesmas selalu turun ke rumah ODP itu. Kita pantau 14 hari. Jika dalam 14 hari baik-baik saja, maka dipastikan aman,” tambahnya. (ist)