SEMARANG (Lenteratoday) -Mencegah sekaligus mengantisipasi kasus gagal ginjal akut pada anak di Jawa Tengah, Pemprov Jateng kembali menerapkan program Jogo Tonggo. Sebelumnya, program ini telah diterapkan saat pandemi Covid-19.
Jogo Tonggo sendiri merupakan program kemasyarakatan berbasis kewilayahan. Masyarakat yang tinggal dalam satu kelurahan bergotong-royong memberikan bantuan dan keamanan pada tetangganya yang sedang mengalami sakit. Serta, bersama-sama saling mengingatkan untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebarkan penyakit.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan bahwa Jogo Tonggo telah terbukti efektif mencegah penyebaran penyakit pada saat pandemi Covid-19 lalu. Harapannya, dalam kasus gagal ginjal ini juga dapat berperan mencegah penyebarannya.
"Kita bisa berdayakan Jogo Tonggo di Jawa Tengah. Karena Jogo Tonggo ini menurut kami lembaga yang sangat efektif dan posisinya ada di lini depan masyarakat, mungkin ini kolaborasi permasalahan disana kalau bisa kita memberdayakan itu," ujarnya saat menghadiri acara Seminar Online Kewaspadaan Penanganan Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak di Jateng yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting, Rabu (16/11/2022).
Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tidak panik dalam merespon keberadaan kasus gagal ginjal ini. Menurutnya, edukasi kepada masyarakat harus terus digencarkan, salah satunya melalui Jogo Tonggo.
"Tentu saja supaya tidak panik, seperti cara mengidentifikasi gejalanya apa, ini perlu diedukasikan kepada masyarakat, kemudian sikap atau langkah-langkah ketika menghadapi gejala itu," katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Jogo Tonggo nantinya akan diterapkan di bidang-bidang lain, tak terbatas hanya di ranah kesehatan. Tentunya, dengan kolaborasi bersama OPD yang berkaitan.
"Karena jika kita bicara pendidikan, kesehatan bisa kolaborasi disitu, karena informasi pasti lebih akurat dari teman-teman terbawah di Jogo Tonggo ini," ungkapnya.
Reporter: Azifa Azzahra|Editor: Arifin BH
.jpg)
