
SURABAYA (Lenteratoday) -Pakar Komunikasi Kesehatan Unair Dr Liestianingsih Dwi Dayanti Dra MSi mengatakan, pencegahan polio melalui sosialisasi vaksin secara masif sangat penting.
Terlebih, penyakit polio sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kelumpuhan otot yang tidak ada obatnya. “Untuk itu, pencegahan polio melalui vaksinasi menjadi sangat penting,” ucapnya, Selasa (23/1/2024).
Dosen yang akrab disapa Lies itu menilai, upaya pemerintah dalam melakukan sosialisasi vaksin polio sudah cukup baik dan tepat.
“Pemerintah telah mengimbau masyarakat misalnya untuk melakukan imunisasi rutin bagi anak, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta membiasakan kebiasaan BAB (Buang Air Besar) di jamban,” tuturnya.
Sayangnya, tidak semua masyarakat memahami pentingnya mencegah virus polio dengan baik. Bahkan tak sedikit dari mereka yang menolak memberikan vaksin dengan bermacam alasan.
“Ada beberapa kelompok justru menolak semua vaksinasi termasuk vaksinasi polio karena bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka yakini. Inilah tantangan dalam sosialisasi vaksinasi yang menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah,” jelasnya.
Guna mengatasi hal itu, Lies mengungkapkan, jika sosialisasi kesehatan saja tidak cukup. Menurutnya, perlu ada pendekatan lain yakni pendekatan budaya yang lebih dekat dengan masyarakat.
“Untuk pendekatan ini kita bisa melibatkan tokoh-tokoh masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat, dan lain-lain,” ungkapnya.
Selain itu, pendekatan kesehatan maupun budaya juga perlu menyasar seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Pasalnya, hingga saat ini sosialisasi vaksin polio masih belum merata di seluruh Indonesia.
"Semoga ke depan seluruh lapisan masyarakat bisa ikut menyuarakan urgensi vaksinasi polio atau menyadarkan masyarakat tentang bahaya penyakit polio,” tukasnya.
Diketahui baru-baru ini, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) polio. KLB polio itu terjadi setelah ditemukan tiga kasus polio di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Salah satu penyebab meningkatnya polio pada beberapa daerah tersebut adalah rendahnya tingkat vaksinasi.
Menanggapi hal itu (*)
Reporter: Amanah (mg)|Editor: Arifin BH