PERJALANAN (Lenteratoday) -Hari Sabtu malam Minggu -30 September 2023, saya sedang mengerjakan tugas: mengedit berita. Istri saya datang mendekat. Dia duduk di sebelah kiri.
Istri saya menyampaikan perihal penting: ada pesan WhatsApp (WA) dari seorang kawan. Konon kawan tersebut kirim pesan, sedang membutuhkan bantuan.
"Apakah sudah yakin?," tanya saya serius.
"Iya. Besok akan datang ke rumah," jawab istri saya. Maksudnya, kawan -yang pernah satu kantor itu datang ke rumah. Membereskan persoalan.
Sekitar pukul 21:12 WIB saya diminta transfer ke rekening Bank Mandiri atas nama ALFANDI. Totalnya ....puluh juta rupiah. ALFANDI bukan nama kawan saya. Bukti kiriman duit, saya simpan dalam bentuk digital.
Esok hari (1 Oktober 2023) kawan itu ternyata tidak datang. Di-WA tidak direspon. Ditelepon tidak diangat. Saya dan istri menyimpulkan: kawan itu berbohong -kalau enggan disebut menipu.
Kawan tersebut saya kenal baik. Istilah kekerabatan, sudah bukan orang lain. Seperti keluarga sendiri. Kenal sangat dekat dan terbilang sangat baik.
Sebenarnya uang tabungan itu akan saya gunakan untuk agenda lain. Saya sampaikan ke istri, ada rencana untuk melaksanakan ibadah umrah.
Selama dua hari berturut-turut saya menyimpan rasa kesal. Sebagai manusia biasa, wajar kalau timbul emosi.
Saya tekan keinginan melaporkan kasus penipuan itu ke aparat kepolisian. Saya juga manusia biasa: ada rasa tidak sampai hati.
Tuhan tengah memberi cobaan!.
Banyak pesan penting dari Tuhan saat mengarungi kehidupan. Pesan itu selalu jelas. Meskipun datangnya terkadang secara samar-samar.
Soal agama saya tidak pintar. Saya sekadar membaca dari buku-buku koleksi pribadi.
Saya mengambil buku di rak, karya AHMAD RIFA’I RIF’AN. Judulnya Bersahabat dengan Tuhan.
Salah satu kutipannya sangat menarik: "Ketika Anda mengejar sesuatu hal, sangat mungkin mereka melarikan diri. Ini berlaku bagi hewan, kekasih, bahkan uang!”
Dari setiap kejadian selalu terdapat hikmah. Peristiwa apa pun bisa saja terjadi dalam kehidupan kita.
Namun, yang terpenting, bukan apa apa yang terjadi, tetapi cara menyikapi kejadian tersebut. Karena tak jarang kita menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan rencana kita.
Itulah sebabnya tawakal harus menjadi akhir dari ikhtiar. Bisa jadi, meskipun kita sudah berusaha maksimal, yang terjadi tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Seketika saya sadar. Saya menghadapi situasi ini.
Hari-hari berikutnya, saya bertawakal. Di setiap doa saya udar rasa kepada Tuhan. "Saya ikhlas. Saya rela. Saya menerima segala takdir. Namun jika apa yang hilang itu kembali, saya meminta Ridha-MU”.
Alhamdulillah, bulan September 2024, keinginan berangkat umrah bersama istri terwujud. Saya malah bisa mengajak adik ipar besama istrinya. Kami berempat berangkat ke Tanah Suci.
Tuhan, bahkan masih memberi bonus tambahan. Umrah kali ini bertepatan dalam peristiwa Maulid. Dan, bersamaan pula dengan tanggal kelahiran saya dan istri yang berurutan.
Semuanya terjadi di bulan September 2024. Dalam satu rangkaian kegiatan ibadah.
September 2023 mendapat cobaan, ditipu kawan. September 2024 Tuhan memberikan ganjaran. Bahkan melebihi keinginan.
Saya ingin mengulangi judul tulisan di atas: Pesan Jelas dan Sederhana!
dari Makkah: Arifin BH, wartawan dan penulis buku
.jpg)
