SURABAYA (Lentera) — Ketua Komisi C DPRD Jawa Timur, Adam Rusyidi, M.Pd menyoroti persoalan banjir di Sidoarjo yang tak kunjung usai. Ia menegaskan, perlunya penanganan komperhensif sesuai kondisi wilayah masing-masing.
Menurutnya, persoalan banjir tidak bisa diselesaikan secara instan karena melibatkan banyak faktor yang kompleks, baik secara geografis maupun struktural.
"Untuk menyelesaikan tentunya butuh proses. Permasalahan ini akan kita bicarakan dengan pemerintah baik di pusat maupun provinsi," ungkap Adam, Jumat (4/7/2025).
Adam menjelaskan, banjir di Sidoarjo dipicu oleh kondisi wilayah yang beragam. Ada kawasan yang berhimpitan dengan sungai dan mengalami pendangkalan. Ada pula wilayah yang secara topografi memang rendah dan padat penduduk.
"Seperti Waru banjirnya karena faktor sungai, sementara Tanggulangin karena berada di cekungan. Tentu berbeda menanganinya," paparnya.
Lebih lanjut, Politisi Golkar tersebut menjelaskan dalam setiap pembahasan bersama Pemprov Jatim, isu banjir Sidoarjo selalu menjadi perhatian serius. Termasuk saat penyusunan master plan penanganan banjir di tingkat provinsi.
"Kemarin dalam pembahasan master plan penanganan banjir di Jawa Timur, kami sampaikan agar bisa menyambung dengan rencana penanganan banjir di Sidoarjo sehingga penggunaan anggaran tidak muspro (sia-sia,Red)," jelasnya.
Dalam perkembangan terakhir, Adam menyebut Pemprov Jatim telah merencanakan pengucuran anggaran sebesar Rp385 miliar untuk penanganan banjir di Sidoarjo. Dana ini, menurutnya, pernah disampaikan oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jatim, namun hingga kini belum mendapatkan pengesahan.
Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sidoarjo sekaligus pimpinan Komisi C DPRD Jatim, Adam memastikan dirinya akan terus mengawal rencana tersebut hingga benar-benar terealisasi.
"Kami akan terus mengawal rencana besar tersebut agar Sidoarjo terbebas dari banjir secara tuntas dan maksimal," pungkasnya.
Reporter: Pradhita/Editor:Widyawati
.jpg)
