27 October 2025

Get In Touch

Usai Kasus Pesta Seks, Pemkot dan PHRI Kompak Perkuat Pengawasan Hotel Surabaya

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

SURABAYA (Lentera) — Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) bersama pelaku industri perhotelan untuk menjaga citra dan moralitas Kota Pahlawan dengan memperkuat pengawasan terhadap hotel. Hal ini disampaikan usai munculnya kasus dugaan pesta seks sesama jenis di salah satu hotel di Surabaya yang menuai sorotan publik.

Dalam pertemuan dengan para General Manager (GM) hotel anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surabaya di Graha Sawunggaling, Jumat (24/10/2025), Eri meminta seluruh pengelola hotel memperketat pengawasan dan memastikan tidak ada aktivitas yang mencoreng nama baik kota.

“Surabaya ini kota yang dibangun dengan syariat dan kekuatan agama. Jangan sampai Surabaya dicoreng dengan hal seperti itu,” kata Eri dalam keterangan tertulis yang diterima Lentera, Sabtu (25/10/2025).

Eri menuturkan, sektor jasa termasuk perhotelan merupakan tulang punggung perekonomian kota. Untuk itu, menjaga kondusifitas dan citra positif Surabaya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan pengelola hotel.

“Kota Surabaya ini kota jasa. Pertumbuhan ekonomi kita banyak berasal dari sektor hotel dan restoran. Maka saya mengundang seluruh anggota PHRI untuk berkomitmen menjaga agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi,” tuturnya.

Menurutnya, seluruh pelaku industri hotel telah menyatakan komitmennya untuk memperkuat sistem deteksi dini dan meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas tamu yang mencurigakan.

“Teman-teman hotel punya komitmen agar kejadian itu tidak terulang. Kita akan lakukan pelatihan bersama kepolisian dan beberapa lembaga terkait,” tambahnya.

Eri juga menegaskan, kolaborasi antara Pemkot Surabaya, kepolisian, dan PHRI akan menjadi kunci dalam menjaga keamanan dan moralitas kota.

“Kita sudah punya komitmen bersama. Ini Kota Pahlawan, kejadian seperti pesta narkoba atau pesta seks tidak boleh lagi terjadi di Surabaya,” tegas Eri.

Tak hanya itu, ia juga meminta pihak hotel segera melapor jika menemukan aktivitas tamu yang tidak wajar. “Kalau ada yang aneh, seperti tamu keluar masuk kamar berulang kali, langsung hubungi Polrestabes Surabaya atau Call Center 112. Kita akan bergerak bersama,” pesannya.

Selain menjaga moralitas, Eri menilai langkah ini juga penting untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah. "Pertumbuhan ekonomi Surabaya sangat dipengaruhi oleh keberadaan hotel. Jadi kita harus bersama-sama menjaga agar hotel tetap hidup, tapi jangan sampai maksiat juga terjadi di sana,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Harian PHRI Surabaya, Firman Sudi Permana, menyambut baik ajakan kolaborasi tersebut. Ia menegaskan bahwa seluruh anggota PHRI siap menindaklanjuti arahan wali kota dengan langkah konkret.

“Kami sudah berkomitmen. Arahan Pak Eri jadi masukan penting, karena dampaknya bukan hanya bagi pariwisata tapi juga citra dan budaya kota,” kata Firman.

Firman menambahkan, PHRI akan segera mengeluarkan surat edaran untuk memperketat pengawasan di seluruh hotel anggota, serta memperkuat koordinasi dengan kepolisian dan Pemkot Surabaya.

“Kalau ada indikasi sesuatu yang tidak normal, seperti jumlah tamu berlebihan dalam satu kamar, harus segera dicegah. Bisa langsung lapor ke 112 seperti disampaikan Pak Wali,” jelasnya.

Ia juga memastikan pelatihan bersama Pemkot dan aparat keamanan akan segera dilakukan.

“Secepatnya, paling lambat seminggu setelah ini kami akan evaluasi dan adakan pelatihan sesuai hasil investigasi,” tutupnya. (*)

 

Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.