11 November 2025

Get In Touch

Presiden Prabowo Batasi Game Online untuk Anak-anak, Anggota Komisi I DPR: Akses ke Medsos Juga Harus Dibatasi

 Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syamsu Rizal atau Deng Ical.
 Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syamsu Rizal atau Deng Ical.

JAKARTA (Lentera) — Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syamsu Rizal atau Deng Ical menyatakan dukungan penuh terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto, untuk membatasi akses game online bagi anak-anak. Selain itu, dia mengusulkan agar akses ke media sosial (Medsos) juga dibatasi.

Rencana kebijakan ini mencuat setelah terjadinya insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta, yang pelakunya diduga sering mengakses konten kekerasan melalui media digital. 

Menurut Deng Ical, langkah pemerintah tersebut sangat tepat dan mendesak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif dunia digital yang tidak terkendali.

“Kita harus menyadari bahwa banyak konten di dunia maya yang tidak ramah anak. Game online tertentu bahkan mengandung unsur kekerasan yang bisa memengaruhi perilaku dan psikologis anak. Karena itu, langkah Presiden Prabowo patut kita dukung sepenuhnya,” ujar Deng Ical, Selasa (11/11/2025).

Politisi PKB asal Makassar ini menambahkan, bahwa pembatasan seharusnya tidak hanya berlaku untuk game online, tetapi juga media sosial, yang kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak.

“Pemerintah juga perlu membuat regulasi tegas untuk membatasi akses media sosial bagi anak-anak. Banyak anak yang sudah kecanduan, menghabiskan waktu berjam-jam di dunia maya, terpapar konten yang tidak mendidik bahkan berpotensi merusak karakter,” tegasnya.

Deng Ical menilai, bahwa pemerintah harus melibatkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Kementerian Pendidikan dasar dan menengah, serta lembaga perlindungan anak dalam merumuskan kebijakan pembatasan tersebut. 

Politisi yang berlatarbelakang akademisi itu juga mendorong, adanya edukasi digital bagi orang tua agar mereka lebih mampu mengawasi aktivitas daring anak-anak di rumah.

Menurut Deng Ical, anak juga mesti diberi pemahaman untuk membatasi akses terhadap gadget, sehingga bisa teralihkan untuk kegiatan sosial dan interaksi peer educating. Akses penuh bisa diberikan ketika orang tua sudah yakin anak punya kemampuan seleksi konten dan gate keeper.

“Teknologi harus digunakan untuk mendidik dan mengembangkan potensi anak, bukan justru menjauhkan mereka dari realitas sosial dan nilai moral,” tegas mantan Plt Wali Kota Makassar itu.

 

 

Editor: Ais/Rls

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.