Fasilitas Terus Dikembangkan, Omzet UMKM Kebun Raya Mangrove Surabaya Tembus Rp605 Juta
SURABAYA (Lentera)– Pengembangan fasilitas secara bertahap di Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya, mendorong peningkatan jumlah pengunjung sekaligus menggerakkan ekonomi warga sekitar.
Sepanjang Januari hingga 21 Desember 2025, total kunjungan ke KRM Gunung Anyar dan Wonorejo tercatat mencapai 86.021 orang, dengan omzet UMKM menembus Rp605 juta.
Data Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DPKP) Kota Surabaya mencatat, KRM Gunung Anyar menjadi kawasan dengan jumlah kunjungan tertinggi, yakni 72.804 orang.
Puncak kunjungan terjadi pada April sebanyak 8.979 orang, Mei 8.478 orang, dan Juni 8.160 orang. Sementara KRM Wonorejo mencatat total 13.217 pengunjung dengan rata-rata sekitar 1.000 orang per bulan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DPKP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menjelaskan Kebun Raya Mangrove Surabaya mencakup kawasan Gunung Anyar, Medokan Sawah, dan Wonorejo dengan total luas sekitar 34 hektar.
“Kebun Raya Mangrove Surabaya merupakan kawasan konservasi ekosistem mangrove yang dikembangkan sebagai pusat pelestarian keanekaragaman hayati, pendidikan lingkungan, riset ilmiah, dan ekowisata,” kata Antiek, Selasa (23/12/2025).
Ia menambahkan, peningkatan kunjungan sejalan dengan pengembangan fasilitas yang dilakukan secara bertahap dengan tetap mengedepankan prinsip keselamatan dan kelestarian lingkungan.
“Kebun Raya Mangrove Surabaya dikembangkan sebagai kawasan konservasi yang juga menyediakan fasilitas pendukung edukasi dan rekreasi alam secara terbatas, ramah lingkungan, dan terkelola,” tambahnya..
Di kawasan KRM Gunung Anyar, sejumlah fasilitas disediakan untuk menunjang kenyamanan pengunjung, mulai dari golf car, sepeda listrik, sepeda angin, wahana ATV, hingga perahu wisata. Selain itu, tersedia pula jogging track, kolam ikan terapi, playground, aviary, menara pantau, bebek air, serta berbagai spot foto tematik.
Sementara di KRM Wonorejo, pengembangan fasilitas disesuaikan dengan daya dukung kawasan. Fasilitas yang tersedia antara lain jogging track sisi barat dan timur, playground, kolam ikan terapi, serta spot foto edukatif.
“Pengembangan fasilitas di Wonorejo dilakukan secara bertahap dan proporsional, sejalan dengan fungsi utama kawasan sebagai kebun raya,” ucap Antiek.
Terkait tarif masuk, Antiek menegaskan penerapan retribusi di Kebun Raya Mangrove Surabaya telah memiliki dasar hukum. Penetapan besaran retribusi dilakukan berdasarkan Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 26 Tahun 2025 tentang Retribusi Daerah.
Selain sebagai kawasan konservasi dan edukasi, pengelolaan Kebun Raya Mangrove Surabaya juga melibatkan masyarakat sekitar, seperti warga Medokan Ayu, Gunung Anyar Tambak, Rungkut, hingga Wonorejo. Saat ini terdapat 20 pelaku UMKM makanan dan minuman yang beroperasi, terdiri dari 15 UMKM di Gunung Anyar dan lima UMKM di Medokan Ayu.
Berdasarkan data UPT Kebun Raya Mangrove, total omzet UMKM hingga November 2025 mencapai Rp605.262.500. Rinciannya, 15 UMKM Gunung Anyar mencatat omzet sebesar Rp575.854.500, sementara lima UMKM Medokan Ayu sebesar Rp29.408.000.
Meski demikian, Antiek menegaskan Kebun Raya Mangrove Wonorejo memiliki mandat khusus sebagai kebun raya dan tidak dapat disamakan dengan kawasan ekowisata mangrove lain.
“Kebun Raya Mangrove Wonorejo berdiri sendiri dan terpisah secara fungsi, pengelolaan, serta penetapan kelembagaan dari kawasan ekowisata mangrove lainnya,” tegasnya.
Seluruh aktivitas di kawasan KRM, lanjut Antiek, dijalankan berdasarkan prinsip kebun raya dan standar konservasi. Oleh karena itu, informasi yang menyamakan KRM Wonorejo dengan wisata mangrove komersial perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
“Kebun Raya Mangrove Wonorejo memiliki mandat utama pada konservasi ex situ dan in situ, penelitian ilmiah, pendidikan lingkungan, serta pengembangan koleksi tanaman mangrove yang terdokumentasi secara ilmiah,” jelasnya.
Ke depan, Pemerintah Kota Surabaya melalui UPT Kebun Raya Mangrove akan melanjutkan pengembangan kawasan secara bertahap dengan prioritas di Gunung Anyar dan Medokan Ayu, tanpa menghentikan penguatan fungsi konservasi di Wonorejo.
“Pengembangan Kebun Raya Mangrove Wonorejo tetap berjalan dan tidak dihentikan,” tutupnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais





