22 April 2025

Get In Touch

Informasi Medsos, Walikota Kediri Respon Warga Telantar Hidup Bersama Anak OGDJ

Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar saat berbincang dengan Sumirah.
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar saat berbincang dengan Sumirah.

KEDIRI (Lenteratoday) - Bagi sebagian orang memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk kegiatan kurang baik, namun tidak demikian bagi Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar. Medsos menjadi salah satu media menjaring masukan atau informasi, termasuk permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat Kota Kediri.

Seperti  informasi terkait Sumirah,78, warga Kelurahan Bandar Kidul yang menderita sakit dan tinggal di rumah penuh sampah yang butuh perhatian. Informasi tersebut dibaca orang nomor satu di Pemkot Kediri tersebut dari unggahan akun @infokediriraya pada Rabu (21/10/2020) sekitar pukul 20.00 WIB.   

Meminjam istilah kaum millenial, nggak pake lama, Keesokan pagi hari,Kamis (22/10/2020), Walikota Kediri merespon bersama Organisasi Perangkat Daerah(OPD) terkait mendatangi alamat rumah yang dimaksudkan. 

“Saya mendapatkan info dari medsos, lalu tadi malam saya langsung koordinasi dengan Dinsos dan Perkim untuk menindaklanjuti. Alhamdulillah, hari ini sudah ditindaklanjuti dan akan kita bangun rumahnya. Terima kasih kepada peran serta warga Kota Kediri, termasuk warganet melaporkan kepada kami sehingga kami bisa cepat merespon,” kata Abdullah Abu Bakar yang datang menemui Sumirah di rumahnya, Kamis (22/10/2020).

Sumirah perempuan renta itu tinggal bersamaanak laki-lakinya, Sugeng Triyono,38, di rumah, Kelurahan Bandar Kidul. Rumahtersebut bersertifikat atas nama suami Sumirah yang sudah meninggal.

Mendiang suaminya adalah ASN yang meninggalkanuang pensiun untuk kehidupan Sumirah hingga saat ini. Hanya uang tersebut kerapdihabiskan Sugeng sehingga Sumirah tak bisa mencukupi kebutuhan hidup dari uangpensiun almarhum suaminya.

Sumirah sebenarnya dikaruniai  3 anak yakni; Sri Wilujeng, 42, Sri Harnanik, 41, dan terakhir Sugeng Triyono yang tinggal bersamanya. Permasalahan timbul ketika Sugeng Triyono dan Sri Harnanik termasuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Sri Harnanik pergi dari rumah hingga sampai saat ini belum ditemukan. Sedangkan Sri Wilujeng terpaksa meninggalkan rumahnya, dan tidur di gubuk seng karena juga berselisih dengan Sugeng Triyono.

“Sugeng Triyono dan Sri Wilujeng ini ODGJjuga. Mereka kalau ditanyai kadang nyambungkadang tidak. Sugeng Triyono kadang kasar, tapi kadang juga baik,” kata YayukSupriyati, pendamping ODGJ wilayah Mojoroto yang aktif mendatangi keluarga ini.Selain itu, menurut Yayuk, Sumirah mulai pikun.

Menurut Yayuk, warga sekitar sudah memberiperhatian namun kadang-kadang Sugeng Triyono kasar, baik terhadap warga maupunterhadap ibunya. Namun warga masih tetap memberikan makanan dan kadang-kadangjuga ikut membantu membersihkan rumah meski lebih sering ditolak oleh SugengTriyono.

“Tahun 2014 sudah ada yang mau memperbaikirumahnya, tapi Sugeng Triyono menolak dan ngamuk,” tambah Yayuk. Pada saatjajaran Pemkot Kediri mendatangi rumah Sumirah, kondisi rumahnya sangat kotordan penuh sampah dan tidak layak huni. Tidak ada kamar mandi.

Dinsos berkoordinasi dengan PuskesmasCampurejo dan Dinas Permukiman Kota Kediri untuk menindaklanjuti.

“Sebenarnya keluarga ini sudah dapat ProgramKeluarga Harapan (PKH) tiap bulan, juga ada bantuan beras 3 bulan terakhir.Meski sebetulnya pensiunan tidak boleh. Tapi atas pertimbangan kondisi sepertiini, maka PKH tetap diberikan,” kata Triyono Kutut, Kepala Dinas Sosial KotaKediri.

Dinsos berkoordinasi dengan Dinas Perkim akanmembangun rumah Sumirah secara total. Sementara itu, untuk memberi bantuan padatahap awal, Sri Wilujeng dipindahkan ke Barak Penampungan Dinas Sosial diSemampir agar mendapatkan tempat yang layak. Sedangkan Sumirah dan SugengTriyono tetap tinggal di rumahnya sambil menunggu proses bedah rumah.

“Kalau nanti rumah sedang dibangun, Sumirahdan Sugeng Triyono akan kami pindahkan ke barak dulu. Sementara ini, kami akanbersihkan rumahnya dan kami kirim tempat tidur dulu,” tambah Kutut.

Menurut Kutut, usai kunjungan, Sri Wilujengdipindahkan ke barak sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Bila memang ODGJakan dipindahkan ke RSJ Lawang, Jawa Timur. Demikian juga dengan SugengTriyono.

“Syarat untuk masuk ke RSJ bila orang tersebutberpotensi mencelakai orang lain atau punya potensi mencelakai diri sendirisampai ada upaya bunuh diri. Jika tidak ada, tidak bisa dimasukkan ke RSJ,”kata dr. Tricia Isabella, dokter Puskesmas Campurejo yang juga memantau kondisiSugeng Triyono selama ini. (gos)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.