Sidoarjo - Indonesia saat ini memasuki dalam Fase of Doing Business. Dari fase ini Indonesia diharapkan mampu menjadi bangsa besar dengan berlandaskan pada produk dari UMKM.
Pada fase ini, Indonesia menempati peringkat 32 di dunia. "Siapapun negara yang mempunyai banyak UKM dan stabil maka negara tersebut akan menjadi negara maju dikemudian hari. Misal Jepang, Jerman, China," terang Wahyu Ilham Pradono dari Pemprov Jatim dalam Seminar Nasional Bisnis di Aula Ahmad Dahlan (13/01/2020)
Pada seminar yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial (FBHIS) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini Ilham menandaskan bahwa
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa komoditas impor jatim yang tertinggi adalah kendaraan dan perhiasan. "Strategi yang digunakan Jatim untuk mengatasi perang dagang yaitu peningkatan ekspor bahan bahan dan diadakannya expo produk setiap tahunnya untuk pengembangan” pungkasnya ." Katanya.
Sementara, Lutfi Hakim, Wakil Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) menyoroti peran dunia usaha dan peran pemerintah terhadap perekonomian. "Penyumbang pajak cukai terbesar adalah Perusahaan Rokok, di tahun 2020 ditarget cukai naik menjadi 20% sehingga pendapatan negara sebesar Rp 183 T, lebih besar daripada frepot yang hanya Rp 11 T," tuturnya dalam seminar bertajuk The Role of Entrepreneur In Indonesia Economic Stabilization ini.
Wisnu P Setyono yang merupakan Dekan FBHIS Universitas Muhammadiyah Sidoarjo berharap dengan terselenggaranya kegiatan ini adalah mahasiswa mendapatkan knowladge yang baru, dan harus mampu menyerap berbagai ilmu yang di paparkan oleh pemateri.
Pria alumnus Universitas Victoria ini menambahkan, di era disruptrif Intitusi harus mampu beradaptasi dengan lingkungan, untuk menghadapi perubahan itu di masing – masing prodi merubah kurikulum yag ada dan disesuaikan permintaan industri dan lapangan kerja.
"Mau jadi pembisnis harus ada komitmen. Yang penting kamu mulai dari titik manapun atau dari situasi apapun yang penting adalah kamu mulai," kata Sugiyono, Owner Sarana Grup. (pin)
.jpg)
