PALANGKA RAYA (Lenteratoday) – Dalam dunia pendidikan, tahun ajaran baru 2021/2022 tidak lama lagi akan dimulai. Saat ini sekolah-sekolah sedang melakukan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tahun ajaran 2021/2022.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua II Komisi C DPRD Kota Palangka Raya Shopie Ariany berharap agar dalam proses PPDB dapat dilakukan secara bersih dan transparan. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya dalam proses PPDB sering terjadi permainan uang ataupun tindak nepotisme. Meskipun PPDB saat ini menggunakan sistem online, hal ini tidak sepenuhnya menjamin tidak akan terjadinya penyalahgunaan kewenangan dalam PPBD.
“Melalui penerapan sistem zonasi, dengan mengikuti petunjuk teknis yaitu mendaftar ke sekolah yang lokasinya berada paling dekat dengan tempat tinggal bisa mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang maupun nepotisme,” papar Shopie, Senin (28/6/2021).
Selain itu, Shopie menambahkan pada hakikatnya orang tua ingin memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya dengan memasukkan ke sekolah unggulan atau favorit. Tanpa disadari hal ini justru berdampak negatif terhadap upaya pemerintah mewujudkan pendidikan yang merata.
“Mari kita ubah pola pikir dengan melihat jika semua sekolah itu sama, semua sekolah baik dan favorit,” ucap Shopie.
Lebih lanjut Shopie menambahkan, pendaftaran sekolah dengan sistem zonasi merupakan kebijakan tepat yang diberlakukan oleh pemerintah untuk pemerataan kemajuan sekolah. Ia pun menghimbau agar para orang tua memahami aturan yang berlaku serta berusaha menghindari cara-cara yang melanggar, termasuk memberikan uang untuk proses PPDB yang kita kenal dengan istilah "menyogok".
"Mari kita dukung program pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang merata di semua wilayah Kalimantan Tengah, khususnya Palangka raya serta berpegang bahwa semua sekolah sama dan baik," pungkas Shophie.(nov)
.jpg)
