04 August 2025

Get In Touch

Kronologi Penumpang Lion Air Teriak Ada Bom di Pesawat

Tangkapan layar video yang menyebutkan seorang penumpang Lion Air inisial H, mengatakan ada bom di pesawat yang ditumpanginya, viral di media sosial (Dokumentasi akun TikTok @boeangsaoet)
Tangkapan layar video yang menyebutkan seorang penumpang Lion Air inisial H, mengatakan ada bom di pesawat yang ditumpanginya, viral di media sosial (Dokumentasi akun TikTok @boeangsaoet)

SURABAYA (Lentera) -Video yang memperlihatkan penumpang Lion Air teriak-teriak dan menyebut adanya bom, ramai di media sosial.

Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun X @neVerAlxxxxx__ pada Minggu 3 Agustus 2025.

Disebutkan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu 2 Agustus 2025 saat penerbangan Lion Air jurusan Jakarta - Medan.

"Seorang penumpang pesawat Lion Air buat gaduh dengan berkata kata kasar menantang petugas dan mengatakan ada b0m di pesawat jurusan Jakarta - Medan tersebut Sabtu 02.08.25," bunyi unggahan tersebut.

Kronologi penumpang Lion Air teriak ada bom di pesawat

Peristiwa bermula saat pihak Lion Air menginformasikan bahwa pesawat pengalami keterlambatan atau delay. Pilot pesawat memberitahukan hal tersebut kepada penumpang. 

"Karena delay saya meminta maaf," ujar seorang pria dari pihak Lion Air. Namun tiba-tiba seorang penumpang pria di bangku bagian tengah mencopot topinya dan berteriak.

"Mau kau matikan aku ya! Kau tahu saya siapa," ujar penumpang tersebut.

Pihak Lion Air kemudian menjawab bahwa dirinya tidak tahu, dan kembali meminta maaf kepada penumpang.

Penumpang yang marah tersebut kemudian kembali berteriak-teriak dan memerintahkan pria yang diduga pilot dari Lion Air tersebut untuk diam dan masuk ke dalam kokpit pesawat.

"Masuk-masuk kau, tutup!," teriak penumpang itu.

Dia kemudian mengumpat dan mengucapkan kata-kata kasar dan tidak pantas.

Teriak sebut ada bom

Saat pihak Lion Air sedang membahas permasalahan yang terjadi di bagian depan, penumpang pria itu kembali berteriak-teriak.

Dia lalu memaksa penumpang yang merasa sebagai petugas untuk turun dari pesawat.

"Yang merasa petugas turun!, mau polisi, mau tentara, mau apa itu turun! ada bom!" ucapnya.

"Nggak nyaman turun, ini punya kita soalnya pesawatnya biar tahu kalian," ujarnya lagi.

Dia kemudian mengatakan ingin kencing dan kembali menyebut di pesawat tersebut ada bom. Tak hanya itu, dia juga menantang untuk memanggil semua tentara yang ada.

"Panggil tentaramu semua, saya mau kencing," kata dia sambil bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju bagian depan pesawat.

Suasana kabin pesawat riuh, penumpang lain protes Setelah penumpang yang ribut tersebut berjalan ke depan, penumpang lainnnya merasa tidak nyaman.

Mereka meminta penumpang tersebut untuk diamankan.

"Diamankan aja itu pak, kami enggak aman juga pak," kata penumpang lain di bagian belakang.

"Bener-bener... kami juga enggak aman pak," ungkap penumpang lainnya.

"Turunkan aja dia pak, di sini banyak anak-anak, banyak orang tua. Jangan gara-gara satu orang pak," ujar lainnya.

Melihat kondisi semakin riuh, pihak Lion Air mencoba menenangkan penumpang yang semakin tidak nyaman.

"Mohon penumpang yang lain duduk dulu. Biar bisa kondusif sama kita. Kita mau urus, tapi bapak kerjasama sama kita, duduk dulu," kata pihak dari Lion Air.

Sambil menenangkan penumpang, dia menyebut akan meminta petugas keamanan untuk naik ke pesawat.

Penjelasan Lion Air

Peristiwa ini berlangsung pada penerbangan Boeing 737-9 jurusan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, menyatakan bahwa saat kejadian, pesawat telah membawa 184 penumpang dan seluruh prosedur keberangkatan berjalan normal.

Pesawat juga telah selesai melakukan proses pushback dan bersiap menuju taxiway.

“(Lalu) Saat posisi pesawat sudah pushback, salah satu pelanggan laki-laki berinisial H menyampaikan informasi adanya bom kepada awak kabin,” ujar Danang dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kompas, Senin (4/8/2025).

Menurut Danang, awak kabin kemudian menanyakan kepada H mengenai pernyataannya. H tetap bersikukuh bahwa di pesawat memang ada bom.

“Informasi (itu) segera dilaporkan kepada kapten pilot dan petugas layanan darat,” tambahnya.

Karena pernyataan tersebut disampaikan setelah pintu pesawat ditutup dan pesawat mulai bergerak, kejadian ini dikategorikan sebagai RTA (Return to Apron).

Prosedur ini mengharuskan pesawat kembali ke apron untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Penumpang H (lalu) diturunkan dan diserahkan kepada pihak berwenang yaitu petugas keamanan bandar udara (aviation security), Otoritas Bandar Udara, PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil), serta kepolisian untuk investigasi dan proses lebih lanjut sesuai ketentuan hukum,” ungkap Danang.

Dari hasil pemeriksaan awal, diduga H menyampaikan informasi tersebut sebagai candaan.

“Meskipun pernyataan awal pelanggan diduga sebagai candaan, Lion Air bersama pihak berwenang mengambil langkah tegas dan preventif dengan mengklasifikasikan situasi sebagai potensi ancaman (bomb threat),” jelas Danang.

Untuk memastikan kenyamanan seluruh penumpang, dilakukan pemeriksaan ulang terhadap penumpang, bagasi, dan barang bawaan mereka.

“Hasil pemeriksaan memastikan tidak ditemukan benda mencurigakan atau berbahaya,” ujarnya.

Penerbangan kemudian dilanjutkan dengan pesawat pengganti JT-308, yang telah mendarat di Bandara Kualanamu pada hari yang sama.

Imbauan Lion Air

Danang juga mengimbau agar seluruh pelanggan Lion Air tidak menyampaikan informasi palsu yang dapat mengganggu keamanan penerbangan, baik dalam bentuk candaan maupun ancaman.

“Jika hal itu dilanggar, tentu ada sanksi pidananya. Hal ini sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 437, yang menyatakan bahwa informasi palsu atau ancaman yang mengganggu keamanan penerbangan dapat dikenakan sanksi hukum pidana dan penanganan tegas dari aparat,” jelasnya (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.